Rabu, 18 November 2015

Arti kompos dan manfaatnya bagi tanaman

Arti kompos dan manfaatnya bagi tanaman - Kompos atau humus adalah sisa-sisa dari mahluk hidup yang telah mengalami proses pelapukan, yang bentuknya sudah berubah menyerupai tanah dan tidak berbau. Kompos ini memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun dalam jumalah yang  kecil. Kompos juga mengandung banyak senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat tentunyabagi tanaman.


Apa manfaat kompos?

Kompos itu ibaratnya multivitamin bagi tanah dan tanaman. Kompos ini berfungsi memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dan juga berfungsi untuk mengembalikan kesuburan tanah. Tanah yang keras akan menjadi lebih gembur. Tanah miskin unsur hara akan menjadi kaya kaya unsur hara atau subur. Tanah yang masam atau ph tinggi akan menjadi lebih netral. Dan juga tanaman yang diberi komposakan  tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik jika dibandingkan dengan tanaman yang tanpa menggunakan kompos.

Apa saja yang bisa dijadikan kompos?

Pada prinsipnya semua bahan-bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dijadikan kompos. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu juga dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia juga pun bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak ini lebih dikenal dengan istilah yaitu pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang  juga bisa menjadi kompos. Namun ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah dikomposkan dan juga ada bahan yang sulit untuk dikomposkan. Sebagian besar bahan organik ini mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain yaitu: kayu keras, batang, dan juga bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan juga bulu binatang.

Mengapa harus dikomposkan terlebih dahulu?

Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang ‘setengah matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai ‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.

Bagaimana cara membuat kompos yang cepat, mudah, dan murah?

Membuat kompos itu sangat mudah. Secara alami bahan organik akan mengalami pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya telatif lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan kondisi bahan yang di komposkan. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan aktivator bakteri pengurai.

Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator atau inokulum atau biang kompos. Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos. Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup kecil dapat dikomposkan tanpa harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan keras, sebaiknya dicacah terlebih dahulu. Aktivator kompos harus dicampur merata ke seluruh bahan organik agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih baik dan lebih cepat.

Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompostersebut . Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi basahnya harus cukup dengan ciri2 jika bahan di genggam maka air tidak menetes.Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti halnya air, udara dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.

Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu ditutup. Penutupan ini bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan juga perubahan suhu.
Selanjutnya bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos menjadi matang. Lama waktu yang dibutuhkan antara 2 minggu sampai 6 minggu tergantung dari bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang lunak dapat dikomposkan dalam waktu yang singkat, 2 – 3 minggu. Bahan-bahan yang keras membutuhkan waktu antara 4 – 6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang adalah bentuknya sudah berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitaman, tidak berbau menyengat, dan juga mudah dihancurkan/remah.
Bagaiman cara penggunaan kompos?

Kompos yang sudah matang ini dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku berapa dosis kompos yang baik untuk diberikan ke tanaman. Secara umum lebih banyak kompos yang diberikan ke tanamana maka tanaman akan memberikan hasil yang lebih baik pula. Tetapi jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur terlebih dahulu dengan tanah dengan perbandingan satu bagian kompos : tiga bagian tanah.

Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos.

Baca juga:
Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai mulai dari tanaman pertanian, holtikultura, perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan juga kehutanan. Misalnya yaitu untuk tanaman: padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu, aglonema, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-lain.
banner
Previous Post
Next Post

0 komentar: